Monday, 11 August 2014

Aku lah harapan.

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka..

Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mahu mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” 

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa diduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam bilik, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Kerana takut akan kegelapan, dia berkata: “apa yang sudah terjadi?? Kamu harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu dia menangis tersedu-sedu.

Dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

“Akulah HARAPAN.”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita…semoga kita mampu mempunyai jalan, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apa pun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!


No comments:

Post a Comment