Allah SWT ingin memberitahukan kepada orang-orang yang
beriman, nikmat yang didapat oleh mereka, adalah datangnya daripada Allah SWT. (وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ).
Apa saja nikmat yang kamu dapat itu datang nya daripada Allah SWT, kita memastikan
nikmat itu datang dari Allah, sebab salah satu nama Allah SWT adalah almun3im(المنعم), yang maha memberi
nikmat, kenyataan atau realiti dari nama Allah yang maha memberi nikmat, bila
Nampak nikmatnya kepada makhluknya.
Bagaimanakah kita mahu mengetahui nama Allah SWT almun3im (المنعم)? melalui nikmat yang
Allah beri kepada makhluk-makhluknya, termasuk kepada haiwan, makhluk-makhluk
yang lain. Oleh kerana yang demikian, setiap nikmat yang didapat oleh
seseorang, maka janganlah orang itu lupa, kalau datangnya nikmat itu, walaupun
dia itu berusaha, dia yang bekerja, walaupun dia menggunakan semua kekuatanya
untuk mendapatkan nikmat, maka kerna terpukau dengan banyaknya nikmat, jangan
gah sudah berjaya, untuk mendapatkan nikmat, lupa kepada memberi nikmat.
Dan bahagian daripada ghaflah(غَفْلَة) kelalaian yang dicapai atau didapat, atau
dilakukan oleh seseorang, bila mana melihat nikmat, lupa kepada yang memberi
nikmat. Oleh kerana demikian, didalam surah alkahfi, Allah SWT menceritakan
tentang dua orang yang bersaudara, yang satu kaya, yang satu miskin, kemudian
yang kaya ini punya kebun anggur, kurma, dan cukup cantik, ketika masuk membawa
temannya, masuk kekebun kurma dan juga anggur, dia mengatakan :
مَا
أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا
Saya
tidak menyangka kalau kekayaan yang saya punya ini, akan habis. (surah al-kahfi
: 35)
وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً
Mungkin
saja kiamat juga tak terjadi. (Surah al-kahfi : 36)
Dia
mengatakan mungkin juga kiamat tak akan terjadi, sebab apa? Sebab kalau dia yakin
kiamat akan terjadi, habis kekayaannya, dia tak mahu habis, macam mana dia
masih berkhayal nikmatnya tidak habis,
dipasang dalam otaknya itu kiamat tidak akan terjadi. Macam dia yang ‘control’
kiamat itu terjadi atau tidak.
Apa
sebab dia boleh meng”khayal”kan dirinya dengan pemikiran yang begitu tidak
masuk akal, sebab kerana, melihat kepada nikmat, lupa kepada pemberi nikmat.
Oleh sebab itu ketika orang ini masuk kekebunnya, Allah SWT berfirman tentang
orang ini, masuk ke kebun, dalam keadaan zholim kepada dirinya sendiri.
Kenapa
dikatakan zholim kepada dirinya sendiri? Sebab melihat nikmat diberikan oleh Allah SWT,
tidak diingati, tidak di insafi, kalau datangnya nikmat, tumbuh-tumbuhan yang
tumbuh itu, kurmanya, anggurnya, adalah dari Allah SWT yang menumbuhkan.
Lalu
kata temannya,
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ
مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Tidakkah
kamu sepatutnya, wahai saudaraku, ketika kamu masuk ke dalam kebun kamu yang
indah dan subur, ketika melihat itu, kamu mengatakan “Semuanya ialah barang
yang dikehendaki Allah)! (tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan
Allah)? (surah al-kahfi : 39)
Tidakkah
kamu melihat nikmat itu kamu cakap : (مَا شَاءَ اللَّهُ)? Diingatkan oleh siapa? Oleh temannya,
oleh saudaranya, supaya ketika melihat kepada nikmat, jangan lupa kepada
pemberi nikmat, maka dalam hal ini, ketika ayat tadi itu, memberitahu kepada
kita akan perisai, untuk mengekalkan nikmat yang diberikan oleh Allah ketika
kita mendapatkan nikmat yang Allah berikan. Bila kita melihat apa saja nikmat
kita mengatakan (مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ) .
Ini
umapama benteng, umpama perisai, yang membentengi nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT, untuk tidak hancur, sebab apa? Sebab itu tadi seseorang yang sombong
dalam kisah diceritakan oleh Allah SWT yang lupa, yang tidak bersyukur, yang
tidak ingat kepada Allah SWT, ketika melihat tanamannya, apa yang berlaku
kepada kebunnya itu?
Dalam
sekelip mata dimusnahkan oleh Allah SWT. Dalam sekelip mata semuanya sirna.
Barulah dia menyesal, “andai aku tidak syirik kepada Allah, andai aku tidak
kufur kepada Allah, andai aku bersyukur kepada Allah”, tapi sudah mengandaikan
sesuatu yang sudah menjadi satu hukuman dari Allah SWT.
Izan,
Allah dalam ayat ini berfirman,
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Apa
jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah
(surah an-Nisa: 79)
Apa
saja nikmat yang kamu dapat, berupa nikmat, berupa rezki, berupa sehat, apa
saja berupa kenikmatan datangnya daripada Allah SWT.
الله تعالى اعلم