Monday, 26 October 2015

Nikmat Allah yang dicapai dengan kelalaian.

Allah SWT ingin memberitahukan kepada orang-orang yang beriman, nikmat yang didapat oleh mereka, adalah datangnya daripada Allah SWT. (وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ). Apa saja nikmat yang kamu dapat itu datang nya daripada Allah SWT, kita memastikan nikmat itu datang dari Allah, sebab salah satu nama Allah SWT adalah almun3im(المنعم), yang maha memberi nikmat, kenyataan atau realiti dari nama Allah yang maha memberi nikmat, bila Nampak nikmatnya kepada makhluknya.

Bagaimanakah kita mahu mengetahui nama Allah SWT almun3im (المنعم)? melalui nikmat yang Allah beri kepada makhluk-makhluknya, termasuk kepada haiwan, makhluk-makhluk yang lain. Oleh kerana yang demikian, setiap nikmat yang didapat oleh seseorang, maka janganlah orang itu lupa, kalau datangnya nikmat itu, walaupun dia itu berusaha, dia yang bekerja, walaupun dia menggunakan semua kekuatanya untuk mendapatkan nikmat, maka kerna terpukau dengan banyaknya nikmat, jangan gah sudah berjaya, untuk mendapatkan nikmat, lupa kepada memberi nikmat.

Dan bahagian daripada ghaflah(غَفْلَة) kelalaian yang dicapai atau didapat, atau dilakukan oleh seseorang, bila mana melihat nikmat, lupa kepada yang memberi nikmat. Oleh kerana demikian, didalam surah alkahfi, Allah SWT menceritakan tentang dua orang yang bersaudara, yang satu kaya, yang satu miskin, kemudian yang kaya ini punya kebun anggur, kurma, dan cukup cantik, ketika masuk membawa temannya, masuk kekebun kurma dan juga anggur, dia mengatakan :

مَا أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا

Saya tidak menyangka kalau kekayaan yang saya punya ini, akan habis. (surah al-kahfi : 35)

وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً
Mungkin saja kiamat juga tak terjadi. (Surah al-kahfi : 36)

Dia mengatakan mungkin juga kiamat tak akan terjadi, sebab apa? Sebab kalau dia yakin kiamat akan terjadi, habis kekayaannya, dia tak mahu habis, macam mana dia masih berkhayal nikmatnya tidak  habis, dipasang dalam otaknya itu kiamat tidak akan terjadi. Macam dia yang ‘control’ kiamat itu terjadi atau tidak.

Apa sebab dia boleh meng”khayal”kan dirinya dengan pemikiran yang begitu tidak masuk akal, sebab kerana, melihat kepada nikmat, lupa kepada pemberi nikmat. Oleh sebab itu ketika orang ini masuk kekebunnya, Allah SWT berfirman tentang orang ini, masuk ke kebun, dalam keadaan zholim kepada dirinya sendiri.

Kenapa dikatakan zholim kepada dirinya sendiri?  Sebab melihat nikmat diberikan oleh Allah SWT, tidak diingati, tidak di insafi, kalau datangnya nikmat, tumbuh-tumbuhan yang tumbuh itu, kurmanya, anggurnya, adalah dari Allah SWT yang menumbuhkan.
Lalu kata temannya,

 وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Tidakkah kamu sepatutnya, wahai saudaraku, ketika kamu masuk ke dalam kebun kamu yang indah dan subur, ketika melihat itu, kamu mengatakan “Semuanya ialah barang yang dikehendaki Allah)! (tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah)? (surah al-kahfi : 39)

Tidakkah kamu melihat nikmat itu kamu cakap :  (مَا شَاءَ اللَّهُ)? Diingatkan oleh siapa? Oleh temannya, oleh saudaranya, supaya ketika melihat kepada nikmat, jangan lupa kepada pemberi nikmat, maka dalam hal ini, ketika ayat tadi itu, memberitahu kepada kita akan perisai, untuk mengekalkan nikmat yang diberikan oleh Allah ketika kita mendapatkan nikmat yang Allah berikan. Bila kita melihat apa saja nikmat kita mengatakan (مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ) .

Ini umapama benteng, umpama perisai, yang membentengi nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, untuk tidak hancur, sebab apa? Sebab itu tadi seseorang yang sombong dalam kisah diceritakan oleh Allah SWT yang lupa, yang tidak bersyukur, yang tidak ingat kepada Allah SWT, ketika melihat tanamannya, apa yang berlaku kepada kebunnya itu?

Dalam sekelip mata dimusnahkan oleh Allah SWT. Dalam sekelip mata semuanya sirna. Barulah dia menyesal, “andai aku tidak syirik kepada Allah, andai aku tidak kufur kepada Allah, andai aku bersyukur kepada Allah”, tapi sudah mengandaikan sesuatu yang sudah menjadi satu hukuman dari Allah SWT.

Izan, Allah dalam ayat ini berfirman,

 مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Apa jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah (surah an-Nisa: 79)

Apa saja nikmat yang kamu dapat, berupa nikmat, berupa rezki, berupa sehat, apa saja berupa kenikmatan datangnya daripada Allah SWT.

  الله تعالى اعلم

No comments:

Post a Comment