Wednesday 21 November 2012

mawar yang layu.



Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan masa untuk bergambar di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang mempunyai daya tarikan yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.

Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pokok buluh yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pokok buluh yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon buluh. Tidak ada orang yang mahu bergambar di samping pohon buluh. Maka tak hairanlah jika pohon buluh selalu cemburu apabila melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.

"Hai bunga mawar," ujar sang buluh pada suatu hari. "Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, mempunyai aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah, "lanjut sang buluh dengan nada sedih.

Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, "Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, buluh," ujarnya. "Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,"

Sang buluh kehairanan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satu pun bahagian dari buluh yang lebih indah dari mawar. "Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?"

"Tentu sahaja aku iri denganmu. Cuba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun, "ujar sang mawar. "Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit sahaja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat," tambah sang mawar dengan nada sedih.

Buluh baru sedar bahawa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata boleh mengagumkan di mata sang mawar. "Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis, "

Sang mawar kembali tersenyum, "Kamu benar buluh, aku sering digunakan sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,"

Buluh kembali bingung, "Aku tidak mengerti,"

"Ah buluh .." ujar mawar sambil menggeleng, "Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu mempunyai banyak tanaman, "lanjut sang mawar. "Aku jadi hairan, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,"

Buluh mengangguk, dia baru sedar bahawa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya buluh juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak perbualan dengan mawar, sang buluh tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang boleh diberikan untuk makhluk lain.

Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apatah lagi jika berguna untuk orang lain

No comments:

Post a Comment