Saturday 24 November 2012

rahsia 3 guni beras.


Ini adalah makanan yang tidak boleh dibeli dengan wang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang mempunyai seorang anaklaki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki nya untuk saling menyokong.Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, ketika itu kampung
tersebut belum memiliki elektrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim hujan, sang anak memasuki sekolah menengah atas.
Tetapi justeru saat itulah ibunya menderita penyakit radang sendi yang parah
sehingga tidak boleh lagi bekerja di sawah.

Saat itu setiap bulan murid-murid dikehendaki membawa tiga puluh kilo beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak faham bahawa ibuya tidak mungkin boleh memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Dan kemudian berkata kepada ibunya: "Mama, saya mahu berhenti sekolah dan membantu mama bekerja di sawah ". Ibunya mengusap kepala anaknya dan berkata:

"Kamu mempunyai niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan risau,kalau mama sudah melahirkan kamu,pasti boleh merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa ke sana ".

Kerana sang anak tetap berkeras tidak mahu mendaftar ke sekolah,mama nya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.

Sang anak akhirnya pergi juga ke sekolah. Sang ibunya terus berfikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka guni nya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata: "Kamu para
penjaga murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kamu lihat, disini kandungannya campuran beras dan gabah (bulir podi). Jadi kalian fikir kantin saya ini tempat pengumpulan beras campuran ". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada  pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul seguni beras dan masuk kedalam
kantin.Pengawas seperti biasanya mengambil seguni beras dari guni tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengecut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itu pun berfikir, apakah kelmarin itu dia tidak berpesan dengan sang ibu tersebut, dan kemudian berkata: "Tak perduli beras apa-apa yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bolehmatang sempurna.Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak boleh menerimanya "
.
Sang ibu sedikit takut dan berkata: "Encik, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mahu tahu dan berkata: "Ibu mempunya berapa hektar tanah sehingga boleh menanam bermacam-macam jenis beras ". Menerima soalan seperti itu sang ibu tersebut
akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai penjaga kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama.Bawa pulang saja berasmu itu! ".Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya encik, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis ". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu terkejut dan tidak boleh berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk di atas lantai,menggulung seluarnya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapuskan air mata dan berkata: "Saya menderita rematik(radang sendi) peringkat yang terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apatah lagi untuk bercucuk tanam. Anakku sangat memahami keadaan saya dan mahu berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi. "Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudara yang ada di kampung sebelah. Lebih-lebih takut mencederakan harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan poket kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan ke sekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sedar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata:

"Makcik sekarang saya akan melapor kepada pihak sekolah, supaya bolehdiberikan sumbangan untuk keluarga ibu. "Sang ibu buru-buru menolak danberkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati encik, tetapi tolong encik menjaga rahsia ini. "

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh pihak sekolah. Secara diam-diam pihak sekolah mengecualikan bayaran sekolah dan bayaran hidup kanak-kanak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak itu lulus masuk ke Universiti qing hua dengan nilai 627 point.

Dihari perpisahan sekolah, pihak sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk di atas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya dia yang
diundang. Yang lebih aneh lagi di sana masih terdapat tiga beg beras.

Pengawas kantin tersebut akhirnya maju ke depan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.Pihak sekolah pun menunjukkan tiga beg beras itu dengan penuh haru
dan berkata: "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anak pun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan
berkata: "Oh Mamaku ..................

Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang zaman dan sepanjang kenangan "Inilah kasih seorang mama yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang mama demi menyara sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta berjaya dimasa depannya.

Mulai sekarang, katakanlah kepada mama di mana-mana mama kita berada dengan satu kalimat: "Terimakasih Mama .. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. ..selamanya ".

No comments:

Post a Comment