Wednesday 17 April 2013

sang raja yang soleh dan perkasa..Iskandar Zulkarnain.




Dialah Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang dari bumi bahagian barat sampai timur. Ia mendapat gelaran Iskandar "Zulkarnain". "Zul", artinya "mempunyai", Qarnain, artinya "Dua Tanduk". Maksudnya, Iskandar yang mempunyai kuasa antara timur dan barat.

Dia juga telah membina dinding besar berteknologi tinggi untuk saiz saat itu, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut diperbuat daripada besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak betul-betul di pengunungan Caucasus. Daerah itu kini disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet.

Secara topografis, deretan pergunungan Caucasus itu memang kelihatan memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1,200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bahagian kecil sempit yang disebut celah Darialsepanjang 100 Meter kurang lebih.

Pada bahagian celah itulah Zulkarnain membina tembok penghalang dari Ya'juj dan Ma'juj. Kisah ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. Oleh kerana kejayaannya ini, ia diberi gelar "Alexander The Great", Alexander Yang Agung ". Belakangan cerita ini diadaptasi ke filem layar lebar oleh Pengarah Amerika Syarikat, Oliver Stone, dengan tajuk Alexander The Great. Namun cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Para Mufasir menyatakan, "Alexander The Great" adalah orang yang berbeza dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur'an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander Thr Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membina sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk saiz saat itu, yang diperbuat daripada besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid.

Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Kathir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, iaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, kedua-duanya adalah sosok yang berbeza. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. "Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang boleh terkecoh oleh identiti kedua orang itu," katanya.

Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelaran atau jolokan seorang penglima penakluk sekaligus Raja soleh. Kerana kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya - Qarnun, iaitu rambut kepala yang di ikat - sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta memberinya kuasa. Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi'i.

Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh kerana itu ia dijuluki Zulkarnain.

Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir At-Tabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki yang berasal dari Rom, ia anak tunggal seorang yang paling miskin diantara penduduk bandar. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.

Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur'annya yang popular, Tafsir Al-Qurtubi, menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.

Setelah mencapai usia akil baligh, Iskandar menjadi seorang hamba yang soleh, sehingga Allah Berfirman, "Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeza-beza bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi.

Mereka terbahagi dalam beberapa golongan. "Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata," Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali engkau sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa aku bisa melawan mereka ? Dengan kesabaran apa aku boleh menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan. "

Kemudian Allah SWT berfirman

"Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu boleh mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu boleh memahami segala sesuatu, memudahkan lidahmu, hingga kamu boleh bercakap tentang sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu dapat melihat segala sesuatu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu, menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu boleh menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga kamu boleh mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu akan bersiar-siar di belakangmu "



No comments:

Post a Comment